Senin, 26 September 2011

maccha jataka

Kisah ini diceritakan oleh Bhagava ketika berdiam di Jetavana mengenai seorang bhikkhu yang tergoda oleh mantan istrinya.

Dalam kesempatan itu Bhagava berkata, "Bhikkhu apakah benar seperti yan telah telah tergoda oleh keinginan duniawi?".
"benar Bhante".
"oleh siapa?"
"Bhante, mantan istri saya terasa halus untuk disentuh, saya tidak dapat melupakannya!". kemudian Bhagava berkata, "Bhikkhu, wanita itu pernah menimbulkan penderitaan bagi anda. karena dialah anda mendapatkan kesulitan di masa lampau dan pada saat itu saya menyelamatkan anda". setelah berkata demikian Beliau menceritakan kisah di masa yang lampau.

pada suatu saat ketika Brahmadatta memerintah di Benares, Bodhisatta terlahir ebagai pendeta pribadi keluarga raja. Pada suatu hari beberapa orang nelayan sedang menebarkan jala mereka di sungai. Pada waktu itu seekor ikan besar sedang hilir mudik bemesraan dengan istrinya. Ikan betina itu mencium bau bahaya adanya jala yang sedang ditebarkan itu, kemudian dia melingkar dan melepaskan diri. Tetapi suaminya yang buta karena dikuasai nafsu berenang masuk kedalam lubang jaring. Para nelayan mengangkat ikan itu yang berada dalam jala mereka. mereka menarik jala dan melemparkan ikan itu keluar. mereka tidak langsung membunuhnya tetapi terlebih dahulu melemparkannya ke atas tanah. "kita akan memasaknya di atas bara api untuk santapan kita", kata mereka. selanjutnya mereka segara bekerja menyiapkan api dan meraut sebatang kyu untuk memanggang ikan itu. ikan itu meratapi dirinya dan berseru,"bukan karena bara api yang menakutkan atau tongkat yang menyakitkanatau pula penderitaan lainnya yang menyakitkan saya. Tetapi karena pikiran yang tertekn akan istri saya yang menjadikan saya tidak bahagia, ia pasti yakin bahwa saya telah bersama dengan wanita lain". Ikan itu mengulangi syair berikut: "Bukan dingin, panas, atau jala yang menyakitkan. Tetapi akan ketakutan akan istri saya tersayang yang akan berpikir, wanita kesayangan yang lain telah melarikan suamiku pergi.
Kemudan seorang pendeta menghampiri tepi sungai bersama dengan pelayannya untuk mandi. Pada saat itu ia telah mengerti bahasa kaun binatang. Selanjutnya, ia mendengar ratapan ikan itu, ia berpikir, "Ikan ini meratap karena dikuasai nafsu. bila ia mati dalam keadaan yang tidak baik, maka ia tidak dapat melepaskan diri dari kelahiran di alam niraya (neraka). Saya akan menyelamatkanya. "maka pendeta itu mendtangi para nelayan dan berkata, saudara nelayan, bukankah anda menyiapkan ikan-ikan itu untuk kamisetiap hari?" Apa yang anda katakan tuan?" tanya para nelayan heran. "Saya mohon kepada kalian untuk memberikan ikan itu dan kami akan menggantinya dengan uang ini". "Kami serahkan ikan ini kepada anda tuan:. jawab para nelayan kemudian.
Dengan membawa ikan itu dalam kedua tangannya, Bodhisatta duduk di tepi sungai dan berkata, "sahabatku ikan, bila saya tidak melihat anda hari ini anda pasti menemui kematian. Lihatlah masa depan dan jangan tunduk dalam keinginan nafsu". Setelah mengucapkan penjelasan ini, Bodhisatta melepakan ikan tersebut ke dalam airkemudian masuk ke dalam kota.

Pelajaran Dhamma yang diberikan Bhagava berakhir. Di akhir pembicaraan itu bhikkhu yang dikuasai nafsu mencapai tingkat kesucian Sotapatti. Bhagava juga mennjukkan hubungan dan menjelaskan kelahiran kembali dan berkata "mantan istri anda adalah ikan betina dimasa lampau. Bhikkhu yang dikuasai nafsu adalah ikan jantan. Saya sendiri adalah pendeta pribadi keluarga raja".


sumber: majalah dhammacakka no.20/tahun VI/2000

Kamis, 22 September 2011

mengapa kita beragama buddha?

apa itu Agama Buddha??
Agama Buddha adalah agama yang berasal dari india, agama ini ditemukan oleh petapa gotama yang telah mencapai pencerahan yang disebut buddha, sehingga agama ini dinamakan agama buddha sesuai dengan tingkat pencerahan ini. tingkat pencerahan ini bisa dicapai oleh semua orang yang tekun belajar dan mempraktekkan perbatan baik dan meditasi.
mungkin masih banyak orang yang belum mengenal agama buddha bertanya-tanya apakah inti ajarannya sama dengan milik saya?
Pada dasarnya semua orang ingin hidup bahagia kan?, oleh karena itu fungsi agama adalah menuntun umatnya untuk mencapai kebahagiaan, sekarang muncul pertanyaan agama mana yang tidak mengajarkan umatnya untuk mencapai kebahagiaan? Semua agama mengajarkan dan menganjurkan umatnya untuk berbuat baik agar memperoleh kebahagian seperti yang mereka harapkan tetapi mungkin jalan atau caranya saja yang berbeda dalam mencapainya.
kalau semua agama mengajarkan kebaikan lalu mengapa kita harus beragama I,K,H,B dll.? tentu semua itu tidak bisa kita paksakan, agama adalah kecocokan pribadi masing2, ibarat kita makan ada makanan yang hanya mengenyangkan tetapi rasanya kurang enak, ada yang tidak enak sama sekali dan tidak mengenyangkan,ada yang enak tetapi tidak mengenyangkan, dan ada yang enak porsinya pas sesuai dengan makanan sehat sehingga tidak mengenyangkan maupun kurang, dari semua porsi tersebut kita memilih yang mana? itulah agama unik bukan.
dibalik persamaan itu ada perbedaan antara agama buddha dengan yang lain yaitu jalan untuk mencapai kebahagiaan yang sudah jelas tertulis sebagai inti dari ajaran buddha yaitu
Tidak melakukan segala bentuk kejahatan
Menambah kebajikan
Mensucikan batin
Inilah ajara semua Buddha (dhammapada, XIV:183).
apabila dilihat dari inti ajarannya, jelas bahwa buddha mengajarkan kita untuk mentranformasi diri menjadi pribadi-pribadi yang baik, yang unggul, dan tercerahkan.
kalau orang ingin bahagia jangan hanya menunggu berkah turun tetapi bagaimana kita bisa mengkondisikan agar kebahagiaan itu bisa muncul. tindakan yang kita lakukan melalui pikiran maupun jasmani semuanya berawal dari pikiran. dalam agama buddha "pikiran adalah pemimpin, segalanya diciptakan oleh pikiran. apabila dengan pikiran jahat seseorang berbicara atau berbuat dengan jasmani maka penderitaan akan mengikutinya, sebaliknya apabila dengan pikiran bersih seseorang berbicara atau berbuatdengan jaasmani maka kebahagiaan akan mengikuti pelakunya" (dhammapada, I:1-2). oleh karena itu untuk menghindari pikiran dari sifat2 destruktif kita perlu melatih pikiran kita dengan meditasi. manfaat meditasi antara lain: dapat mencegah munculnya pikiran yang buruk, mengembangkan pikiran yang baik, membuat hidup lebih tenang, tidur bisa lelap dll. sebaiknya meditasi ini dilakukan secara rutin agar kita dapat merasakan hasil yang maksimal.